Minggu, 06 Mei 2012

TV YANG DITONTON DAPAT MEMPENGARUHI MENTAL ANAK


PDF Print E-mail

TV YANG TIDAK DITONTON JUGA BISA BIKIN MENTAL ANAK RUSAK
Menikmati hiburan memang sangat penting bagi kita yang seharian penat melakukan aktivitas, karena dengan melihat hiburan maka rasa penat atau stres dapat diredam sehingga keesokan harinya kita akan kembali fres dalam beraktivitas.

Menikmati hiburan banyak ragamnya, bisa menonton televisi, film di bioskop, atau sekedar kumpul dengan teman-teman. Khusus untuk menonton televisi memang menjadi alternatif hiburan yang murah meriah, namun jangan jadikan menonton TV sebagai kebiasaan dalam keluarga kita khususnya anak-anak.

Anak-anak akan terganggu pola pikirnya jika terlalu banyak menonton TV, bahkan banyak berita yang mengatakan akibat banyak menonton TV seorang anak menjadi rusak mentalnya. Tidak hanya itu, ternyata TV yang tetap menyala dan tidak ditonton pun dapat merusak mental anak.

Menurut http://forum.detik.com, mental anak-anak juga akan terganggu walau hanya mendengar suara TV yang tidak ditontonnya. Lebih lanjut dikatakan, terlalu banyak menonton televisi atau TV sering dianggap merusak perkembangan mental anak. Namun menurut penelitian, TV yang tidak ditonton pun tetap bisa merusak mental jika dibiarkan menyala dan suaranya terdengar oleh anak-anak.

Dalam dunia kedokteran, paparan suara TV yang menyala namun tidak ditonton disebut dengan istilah background-TV. Ketika dibiarkan menyala tanpa ditonton, TV masih bisa mengalihkan perhatian karena tetap mengeluarkan bunyi dan kadang memancarkan cahaya terlalu terang.

Sebuah penelitian di University of New Mexico menunjukan, anak-anak menerima paparan background TV tersebut rata-rata selama 4 jam setiap hari. Durasi ini dinilai cukup lama untuk memicu gangguan perkembangan mental, sehingga susah belajar membaca.

Paparan background TV terjadi apabila anak-anak berada satu ruangan dengan TV, atau di dekat ruang TV. Ketika melakukan aktivitas lain, tanpa disadari perhatian anak akan teralihkan oleh suara TV sehingga anak tidak pernah bisa benar-benar fokus.

"Bayi dan anak-anak tidak bisa multitasking (melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan)," kata Prof Victor Strasburger, MD yang mempresentasikan penelitian tersebut di ajang International Communication Association seperti dikutip dari Medicinenet, Selasa (24/4/2012).

Dalam penelitiannya, Prof Strasburger mengalami 1.454 rumah tangga yang memiliki anak berusia 8 bulan sampai 8 tahun. Ketika dibandingkan, anak-anak yang terpapar background TV lebih lama perkembangan mentalnya cenderung lambat dan prestasi belajarnya rendah.

Prof Strasburger mengajurkan, TV sebaiknya dimatikan bila tida ada yang menonton dan anak-anak hanya boleh menonton TV atau mendengar suaranya selama 1-2 jam dalam sehari. Bahkan menurutnya, anak-anak di bawah usia 2 tahun sangat tidak dianjurkan menonton TV.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar