Jumat, 09 Oktober 2015

Fakta Ilmiah Adanya Perang Mahabharata

Mahabharata (Arjuna vs Bisma)

# Epos Mahabarata
Kisah ini menceritakan konflik hebat keturunan Pandu dan Dristarasta dalam memperebutkan takhta kerajaan. Menurut sumber yang saya dapatkan, epos ini ditulis pada tahun 1500 SM. Namun fakta sejarah yang dicatat dalam buku tersebut masanya juga lebih awal 2.000 tahun dibanding penyelesaian bukunya. Artinya peristiwa yang dicatat dalam buku ini diperkirakan terjadi pada masa ±5000 tahun yang silam.

Buku ini telah mencatat kehidupan dua saudara sepupu yakni Kurawa dan Pandawa yang hidup di tepian sungai Gangga meskipun akhirnya berperang di Kurukshetra. Namun yang membuat orang tidak habis berpikir adalah kenapa perang pada masa itu begitu dahsyat? Padahal jika dengan menggunakan teknologi perang tradisional, tidak mungkin bisa memiliki kekuatan yang sebegitu besarnya.
Spekulasi baru dengan berani menyebutkan perang yang dilukiskan tersebut, kemungkinan adalah semacam perang nuklir! Perang pertama kali dalam buku catatan dilukiskan seperti berikut ini: bahwa Arjuna yang gagah berani, duduk dalam Weimana (sarana terbang yang mirip pesawat terbang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata yang mirip rudal/roket yang dapat menimbulkan sekaligus melepaskan nyala api yang gencar di atas wilayah musuh. seperti hujan lebat yang kencang, mengepungi musuh, dan kekuatannya sangat dahsyat.
Dalam sekejap, sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk di atas wilayah Pandawa, angkasa menjadi gelap gulita, semua kompas yang ada dalam kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang dahsyat mulai bertiup wuuus..wuuus.. disertai dengan debu pasir. Burung-burung bercicit panik seolah-olah langit runtuh, bumi merekah. Matahari seolah-olah bergoyang di angkasa, panas membara yang mengerikan yang dilepaskan senjata ini, membuat bumi bergoncang, gunung bergoyang, di kawasan darat yang luas, binatang-binatang mati terbakar dan berubah bentuk, air sungai kering kerontang, ikan udang dan lainnya semuanya mati. Saat roket meledak, suaranya bagaikan halilintar, membuat prajurit musuh terbakar bagaikan batang pohon yang terbakar hangus.
Jika akibat yang ditimbulkan oleh senjata Arjuna bagaikan sebuah badai api, maka akibat serangan yang diciptakan oleh bangsa Alengka juga merupakan sebuah ledakan nuklir dan racun debu radioaktif.
Gambaran yang dilukiskan pada perang dunia ke-2 antara Rama dan Rahwana lebih membuat orang berdiri bulu romanya dan merasa ngeri: pasukan Alengka menumpangi kendaraan yang cepat, meluncurkan sebuah rudal yang ditujukan ke ketiga kota pihak musuh. Rudal ini seperti mempunyai segenap kekuatan alam semesta, terangnya seperti terang puluhan matahari, kembang api bertebaran naik ke angkasa, sangat indah. Mayat yang terbakar, sehingga tidak bisa dibedakan, bulu rambut dan kuku rontok terkelupas, barang-barang porselen retak, burung yang terbang terbakar gosong oleh suhu tinggi. Demi untuk menghindari kematian, para prajurit terjun ke sungai membersihkan diri dan senjatanya.
Banyak spekulasi bermunculan dari peristiwa ini, diantaranya ada sebuah spekulasi baru dengan berani menyebutkan bahwa perang Mahabarata adalah semacam perang NUKLIR!!
Tapi, benarkah demikian yang terjadi sebenarnya? Mungkinkah jauh sebelum era modern seperti masa kita ini ada sebuah peradaban maju yang telah menguasai teknologi nuklir? Sedangkan masa sebelum 4000 SM dianggap sebagai masa prasejarah dimana peradaban Sumeria dianggap peradaban tertua didunia tidak ditemukan kemajuan semacam ini?
Namun selama ini terdapat berbagai diskusi, teori dan penyelidikan mengenai kemungkinan bahwa dunia pernah mencapai sebuah peradaban yang maju sebelum tahun 4000 SM.
Teori Atlantis, Lemuria, kini makin diperkuat dengan bukti tertulis seperti percakapan Plato mengenai dialog Solon dan pendeta Mesir kuno mengenai Atlantis, naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana & Bharatayudha mengenai dinasti Rama kuno, dan bukti arkeologi mengenai peradaban Monhenjo-Daroo, Easter Island dan Pyramid Mesir maupun Amerika Selatan.

DAMPAK NEGATIF ORANG TUA TERLALU MENGATUR BAGI MENTAL ANAK

Anda harus mengetahui dampak negatif orang tua terlalu mengatur bagi mental anak. Karena Kami melihat cukup banyak yang seperti itu. Apakah Anda termasuk yang punya kendali penuh atas semua hal yang dilakukan oleh buah hati Anda? Penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa pola asuh seperti itu bisa membuat buah hati Anda jadi tidak bahagia dan juga tidak mandiri di kemudian hari saat ia sudah besar.
Penelitian tentang dampak negatif orang tua terlalu mengatur bagi mental anak ini dilakukan pada ribuan dari warga Inggris yang sudah dimulai sejak mereka berada dalam usia remaja hingga usianya paruh baya. Sebagaimana berita yang pernah dilansir dalam laman Daily Mail, para ilmuwan & tim peneliti dari University College London menjelaskan bahwa dampak buruk dari pola asuh seperti ini dapat berlangsung seumur hidup pada anak Anda.
Mereka juga membuktikan bahwa orang tua yang terlalu melakukan kontrol psikologis kepada anak anak mereka, dengan cara tidak membiarkan mereka untuk bisa membuat keputusan mereka sendiri dan juga merusak privasi mereka, akan berisiko untuk menimbulkan kerusakan mental anak tersebut dalam jangka panjang pada kemudian hari.
Dr Mai Stafford, salah satu peneliti di University College London tersebut mengatakan bahwa sebaliknya, anak - anak yang punya orang tua yang selalu menunjukkan kehangatan dan juga sikap tanggap memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi serta kondisi mental mereka juga menjadi lebih baik.
Bahkan, para ilmuwan dan juga peneliti menyebutkan bahwa efek negatif yang jadi akibat dari pola asuh yang terlalu mengatur tersebut setara juga dengan penderitaan yang dapat dirasakan oleh seseorang saat mereka melihat kematian salah seorang teman dekat ataupun salah satu kerabatnya. Penelitian ilmiah tersebut telah diterbitkan di dalam The Journal of Positive Psychology. Baca juga: Orang Tua Sering Kasar, Bahaya Bagi Kardiovaskular Anak.
Setiap orang tua memang ingin yang terbaik bagi buah hatinya. Namun jika caranya salah, hal itu akan berdampak terbalik bagi pekembangan anak, bahkan efek buruknya berkepanjangan dan dirasakan seumur hidupnya. Setelah mengetahui dampak negatif orang tua terlalu mengatur bagi mental anak ini, semoga bisa memperbaiki kekurangan Kita sebagai orang tua dalam mendidik anak.