Jumat, 14 Januari 2011

FITNAH KUBUR

Para hamba Alloh SWT, sesungguhnya diri dan apapun yang kita miliki di dunia ini sama halnya dengan apa yang dihadapi oleh orang-orang yang telah mendahului kita. Padahal umur mereka lebih panjang dari umur kita, dan lebih makmur negrinya dan lebih jauh napak tilasnya. Dulu istana yang kokoh dan megah menjadi tempat mereka bernaung serta bersandarkan bantal empuk terhampar. Namun semua itu kini telah tergantikan dengan batu-batu dan tanah sebagai sandaran dan kuburan sebagai tempat kembali yang telah mereka bangun dengan kefanaan.

Sungguh tempat itu tak pernah jauh, ia ada di depan langkah kita, namun kita terlalu asyik dan merasa nyaman dengan negri yang kita diami. Banyak dari kita terlalu sibuk menghiasi dan mempercantik rumah yang ada di muka bumi agar rumah tersebut nyaman di waktu musim hujan dan panasnya. Namun merobohkan rumahnya yang ada di dalam perut bumi. Sesungguhnya Alloh SWT telah menciptakan tiga rumah bagi seseorang hamba yaitu rumah dunia, rumah barzakh dan rumah tempat kembali (akhirat) dan menetapkan hukum yang khusus bagi masing-masing rumah dan menyusun manusia ini yang terdiri dari badan dan jiwa.
Kuburan adalah persinggahan pertama di akhirat. Dan ia adalah sebuah gambaran perjalanan yang akan seseorang jalani di akhirat kelak. Maka barangsiapa mendapat kemudahan pada awalnya maka ia pun akan mendapat kemudahan pada akhirnya. Namun barangsiapa yang mendapat kesusahan pada awalnya maka ia pun akan mendapat kesusahan pada akhirnya.
Pernah suatu ketika Utsma ra berhenti pada sebuah kuburan, ia menangis hingga janggutnya basah kemudian dia ditanya. "Apakah engkau teringat surga dan neraka, janganlah engkau menangis dan untuk siapa engkau menangis?" Utsma ra menjawab, "Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya kuburan merupakan persinggahan pertama menuju akhirat. jika seseorang selamat melampauinya maka yang setelahnya itu akan menjadi lebih ringan, tetapi jika ia tidak selamat melampaui kuburan tersebut, maka yang akan dihadapi setelahnya itu akan menjadi lebih berat." (HR. At-Tirmizi, Ibnu Majah dan Al-Hakim)
Sufyan ats-Tsauri rhm berkata, "Barangsiapa yang banyak mengingat kubur, maka ia akan mendapatinya sebagai salah satu taman dari beragam taman surga dan barangsiapa yang lalai maka ia akan mendapatinya sebagai salah satu lubang  dari beragam lubang neraka.".
Kuburan adalah rumah persinggahan yang indah dan senantiasa dirindukan bagi seorang yang beriman. ia akan selalu diperindahnya dengan ketakwaan kepada Alloh SWT. Sehingga kuburan sebagai rumah tinggalnya sangat merindukan kedatangannya. Begitu pula sebaliknya merupakan tempat tinggal yang sangat ditakuti dan ia benci, karena ia selalu membuat kejahatan dan ingkar kepada Alloh SWT hingga kuburan sebagai rumah persinggahannya sanagt buruk dan menyiksa. Hingga saat matinya tiba kuburan pun membencinya. Dan atas kuasa serta keagungan Alloh SWT, suatu saat kelak kuburan akan mampu berbicara kepada para penghuninya.
Usaid bin Abdurrahman ra berkata, "Aku mendengar jika seorang mukmin meninggal dunia, dan diusung ke kuburan, ia berkata, "Cepatlah usung saya." Ketika ia telah sampai ke liang lahat, bumi berkata kepadanya, "Jika saya telah mencintaimu tatkala engkau masih berada di permukaanku, maka kini aku lebih mencintaimu." Dan jika seorang kafir meninggal dunia dan diusung ke kuburan, ia berkata, "Kembalikanlah aku". Ketika ia telah diletakkan di liang lahat, bumi berkata kepadanya, "Jika saya telah membencimu tatkala engkau masih ada di permukaanku, maka kini aku lebih membencimu." (HR. Ibnul Mubarak)
Diriwayatkan dari Ubaid bin Umair ra bahwasanya ia berkata, "Sesungguhnya kuburan itu berkata, "Wahai anak Adam, apa yang engkau persiapkan untukku? Tidak-kah engkau tahu bahwa aku adalah rumah pengasingan, rumah kesendirian, rumah kalajengking dan rumah cacing." Maka hendaknya bagi setiap muslim memikirkan hal ini. Keadaan kubur adalah termasuk perkara ghaib yang tidak mampu dijangkau oleh panca indera. Namun bukan berarti bahwa perkara ini tidak ada. Sebagaimana sabda Nabi saw yang artinya "Kalau saja kalian tidak saling mengubur, niscaya aku berdo'a kepada Alloh SWT agar diperdengarkan kepada kalian sebagian dari siksa kubur sebagaimana yang aku dengar." (HR. Muslim)
Namun sebagian kaum zindiq mengingkari adanya siksa dan nikmat kubur dan mendorong umat Islam yang awam untuk ikut meragukan hal ini. Padahal dalil tentang adanya hal tersebut telah jelas. Alloh SWT berfirman:
"Nanti mereka akan kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar" (QS. Ath-Thaubah:10)
Ayat ini menunjukan bahwa di dalam kubur terdapat dua jenis siksa yang ditimpakan kepada kaum munafik sebelum disiksa pada hari kiamat. Siksa pertama yaitu: Siksa  yang Alloh SWT timpakan di dunia, bisa jadi dengan hukuman dari-Nya dan bisa jadi pula siksa melalui tangan-tangan kaum mukminin. Sedangkan siksa yang kedua adalah siksa kubur.
Al-Hasan al-Bashri rhm berkata: "Alloh SWT akan menyiksa mereka dua kali yaitu siksa dunia dan siksa kubur."
Alloh SWT berfirman yang artinya,
"Maka Alloh memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras". (QS. Al-Mu'min: 45-46)
Peristiwa ini terjadi sebelum hari kiamat karena setelah itu Alloh SWT berfirman yang artinya "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras."
Al-Qurtubhi rhm berkata: "Mayoritas ulama berpandapat bahwa menghadapkan mereka ke neraka itu terjadi ketika mereka masih berada di alam barzakh. Inilah hujjah yang menetapkan adanya siksa kubur."
Tidak seorangpun yang terlewatkan dari siksa Barzakh dan kenikmatannya, sehingga seandainya mayit itu mati karena menggantungkan diri di puncak pohon dalam tiupan angin kencang, niscaya tubuhnya tetap akan tertimpa bagiannya dari siksa barzakh. Tugas kita adalah wajib meyakini dan beriman akan adanya hal tersebut. tetapi kita tidak berbicara tentang bagaimana proses dan realisasinya, karena akan manusia tak mampu menjangkau hal itu dan di luar batas kemampuannya, sebab hal itu itu tidak terjadi di alam dunia.
Wallahu 'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar